Kamis, 13 Oktober 2011

Ke Pasar Tradisional

Mumpung masih hangat, mau nulis pengalaman pertama ke pasar tradisional dengan Istriku...

Walhasil, akhirnya jadi juga ke pasar setelah 3 hari direncanakan dan selalu bangun kepagian -katanya kan kalo subuh harga dipasar masih murah, karena perkiraan yang beli adalah rata-rata orang yang akan menjual kembali dalam bentuk eceran-..
Di Pasar Pannampu tepatnya, setelah motor diparkir, saatnya hunting kebutuhan. Terong, Wortel, kacang panjang sudah terbeli, Eitsss...., tapi tidak sampai di situ, masih perlu keliling-keluling pasar lagi cari penjual Labu siam, kentang dan Cabe besar yang harganya lebih murah.




Setelah barang bawaan sudah terasa berat, saatnya pulang dengan perasaan seru, seru melihat orang-orang beraktifitas sejak pagi buta dengan wajah berseri, wanita tua penjual sayur itu bahkan tidak lupa memoles wajahnya yang sudah mulai berkerut dengan make-up secukupnya lengkap dengan gincu menutupi bibirnya memerah. para pedagan sayur keliling tak lupa bersenda gurau dengan sesamanya sambil menata jualan, ada juga ibu muda membawa serta gadis kecilnya yang masih tertidur pulas di antara sayur dan kentang.

Luar biasa, suatu hal yang sudah menjadi rutinitas orang-orang ini yang mungkin kadang merasa lelah dan jenuh, tapi demi sesuap nasi mengais rejeki, menjadi hal yang luar biasa bagi orang-orang seperti aku.

Ketahuilah.., Aktifitas keseharianmu bisa menjadi suatu hal yang luar biasa bagi sebagian orang. hanya rutinitas atau keberulanganlah yang membuat kita jenuh.   

Kamis, 13 Oktober 2011, Makassar
Usman


Lihat juga :
- "PERSAHABATAN YANG LEBIH DARI PERSAHABATAN"
- Skandal di Layar MonitorKu

5 komentar:

  1. Asal pasarnya nda becek, saya juga suka pergi kepasar :)

    BalasHapus
  2. ini baru suami siaga....ngantar ke pasar...hehehe..salama'ki de'...:)

    BalasHapus
  3. selesai pi baru ditau, masakan apa jadinya.. ^ ^

    BalasHapus
  4. biasanya kalu cowo kapok diajak ke pasar ga mau mau lagi... ckckckkkk

    BalasHapus