Kamis, 24 Maret 2011

Kisah nabi Ibrahim A.S. dan nabi Luth A.S. ( Huud : 69 - 83 )

Dikisahkan, Allah SWT mengutus tiga orang malaikatnya dalam rupa pria tampan untuk mengunjungi kedua orang nabi tersebut. Ketika mereka mengunjungi kediaman Nabi Ibrahim a.s, beliau tidak mengetahui bahwa tamu yang datang ini adalah malaikat oleh karena itu, Sang Nabi secara diam-diam memotong seekor anak lembu, memasaknya dan menghidangkannya kepada ketiga tamunya ini.

Nabi Ibrahim a.s sendiri memang dikenal suka memuliakan tamu sehingga beliau dijuluki Abu Dhifan (Bapak Para Tamu). Tamu memang memiliki hak yang sangat tinggi dalam syari’at Islam. Rasulullah SAW bersabda : “Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya memuliakan tetangganya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya memuliakan tamunya.” (Muttafaqun ‘Alaihi, Abu Hurairah r.a)

Ketika para malaikat tidak menyentuh hidangan yang beliau sediakan, Nabi Ibrahim a.s merasa takut dan kemudian para malaikat tersebut membuka identitasnya. Mereka juga mengungkapkan maksud kedatangan mereka yaitu mereka diperintahkan untuk memberikan dua kabar gembira kepada Nabi Ibrahim a.s. Kabar yang pertama adalah akan turunnya adzab terhadap Kaum Sodom (Kaum Nabi Luth a.s) dan kabar yang kedua adalah bahwa Nabi Ibrahim a.s dan istrinya Sarah akan dikarunia seorang anak bernama Ishaq yang kemudian akan memberikan keturunan bernama Yaqub.

Setelah mengetahui bahwa akan turun adzab terhadap kaum Sodom, Sarah merasa gembira karena kaum Sodom memang sudah sangat terkenal akan kerusakan moralnya. Tetapi lain halnya dengan Ibrahim a.s, ia merasa sedih dan kasihan lalu memohon kepada malaikat agar kaum Luth a.s mendapatkan pengampunan Allah SWT. Nabi Ibrahim a.s memang memiliki sifat yang lembut dan welas asih, namun ketetapan Allah tidak dapat diubah, bahkan apabila yang meminta adalah seorang Nabi yang mulia.

Nabi Ibrahim a.s dan Sarah sendiri, menunggu hingga usia mereka mencapai 90 tahun dan 86 tahun sampai akhirnya Allah SWT mengaruniakan keturunan. Rasanya apabila berpatokan pada ilmu kedokteran, hal itu sangatlah mustahil, namun lagi-lagi itulah ketetapan Allah SWT terhadap hambanya yang sholeh. Bagi Allah SWT tidak ada hal yang tidak mungkin. Rahmat dan pertolongan Allah selalu terbuka bagi hambaNya yang memasrahkan diri kepadaNya, sehingga kita tidak boleh berputus asa terhadap rahmat Allah SWT.

Dari kediaman Ibrahim a.s, para malaikat bertolak ke negeri Sodom yang terkenal dengan kebobrokan akhlaknya. Negeri Sodom kala itu sangat dihindari oleh para musafir karena selain banyak perampok dan penjarah, apabila musafir tersebut adalah pria berparas tampan, ia akan dimangsa oleh para pria homoseksual. Begitu pula apabila sang musafir adalah perempuan yang berwajah cantik, ia pun akan dimangsa oleh para lesbian. Nabi Luth a.s telah berkali-kali menyerukan agar kaum Sodom berpaling kepada kebenaran dan meninggalkan perbuatan bejatnya itu, namun mereka tidak mau mendengar bahkan mengancam akan mengusir Nabi Luth a.s apabila ia terus melanjutkan dakwahnya.

Mendapatkan kunjungan para pria yang berparas tampan, Nabi Luth a.s merasa sempit dadanya. Ia kebingungan dan tidak tahu harus melakukan apa untuk melindungi tamu-tamunya itu dari kaum Sodom yang haus nafsu bejat. Akhirnya ia mencoba untuk menyembunyikan para tamunya di rumahnya. Tapi sial, istri Nabi Luth adalah seorang istri yang khianat. Ia membocorkan berita tentang keberadaan tamu-tamu tampan kepada masyarakat Sodom. Sontak, para pria, tua muda, menyerbu rumah Nabi Luth a.s dan memaksanya untuk menyerahkan tamunya.

Di saat-saat kritis ketika para kerumunan sudah mampu mendobrak rumah Luth a.s, para malaikat membuka penyamarannya dan membuat buta mata kaum Sodom. Kemudian mereka menginstruksikan keluarga Nabi Luth a.s untuk mengevakuasi diri mereka karena adzab Allah SWT akan datang pada waktu shubuh yang tinggal sebentar lagi. Akhirnya, kaum Sodom pun dimusnahkan Allah SWT termasuk istri Nabi Luth a.s yang termasuk kepada golongan yang ingkar.

Kaum Sodom, kaum Tsamud, kaum ‘Aad mungkin telah mendapatkan hukuman dan dimusnahkan oleh Allah SWT, tetapi bukan berarti perilaku buruk mereka berhenti sampai di sana. “Pengikut-pengikut” mereka terus bertahan sampai saat ini dan jumlahnya pun tidak sedikit.

Kekejian kaum Sodom ini tidaklah terbentuk dalam semalam. Semuanya bermula dari dosa-dosa kecil yang terus dimaklumkan dan akhirnya terakumulasi menjadi dosa-dosa besar. Oleh karena itu, kita harus senantiasa selalu berhati-hati kepada dosa-dosa kecil, karena siapa tahu itu akan mengantarkan kita untuk melakukan dosa yang lebih besar. Naudzubillahimindzalik.
Wallahualam bi shawab.
http://kajianmingguan.wordpress.com/2010/05/10/kajian-surat-hud-ayat-69-83/

Lihat juga :
- Kisah Beberapa Orang RasuL
- Kebenaran Wahyu ( Huud : 13 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar