Alangkah sedihnya Si komo jika melihat kisruh tentang dirinya yang terkait soal keikut sertaan pulau komodo dalam ajang New 7 Wonder, ada tudingan bahwa penyelenggara sebagai yayasan abal-abal karena setelah ditelusi kantor mereka di Swiss ternyata kosong, belum lagi persoalan pungutan-pungutan sebagai syaratkan dari panitia yang jumlahnya tidak sedikit dan soal Voting dukungan lewat SMS. tapi semua ditampik oleh gerakan pendukung keikut sertaan indonesia dalam ajang New 7 Wonder.
Postingan ini bukan untuk membahas Kisruh Si Komo, melainkan untuk melihat keunikan Si Komodo
KOMODO
Komodo menyandang nama latin Varanus komodoensis merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2 hingga 3 meter. Penduduk setempat menyebutnya dengan nama Ora, dikenal juga dengan sebutan naga komodo (komodo dragon) dan biawak komodo ( komodo monitor). Komodo memiliki lidah yang panjang, berwarna kuning dan bercabang. Komodo jantan lebih besar daripada komodo betina. Di alam bebas, komodo dewasa biasanya memiliki massa sekitar 70 kilogram. Lebih dari itu, fauna yang dapat melihat sampai 300 meter ini bahkan sering mempunyai bobot tubuh lebih besar bila dipelihara di penangkaran. Tercatat spesimen liar terbesar yang pernah ada memiliki panjang 3,13 meter dan berat 166 kilogram. Panjang cakar mencapai 10 cm. Perenang yang baik dan bisa menyelam dalam air sampai kedalaman 5 meter. Satwa yang tidak punya kemampuan untuk mendengar ini mempunyai inteligensi yang bagus, terlihat pada saat berburu atau mencari mangsa, dan itu bukan berasal dari hidung melainkan dari lidahnya yang selalu menjulur keluar untuk mendeteksi rasa dan mencium stimuli. Bahkan lebih dahsyat lagi, sang predator puncak ini dianugrahi bisa dan air liur yang mematikan. Bila ada mangsa seperti rusa, kerbau atau babi hutan yang terkena gigitan komodo, maka pada umumnya korban naas ini hanya akan bertahan hidup selama satu minggu dan langsung binasa. Pada kondisi tertentu, Komodo dapat berperilaku kanibal dengan memangsa komodo lainnya.
Evolusi dan Sejarah Komodo
Sekitar 40 juta tahun silam di Asia, muncul spesies komodo yang dimulai dengan marga veranus,
yang kemudian bermigrasi ke Australia. Selanjutnya 15 juta tahun yang
lalu para biawak raksasa ini kemungkinan bergerak menuju wilayah yang
dikenal sebagai Indonesia sekarang, karena pertemuan lempeng benua
Australia dan Asia Tenggara. Komodo diyakini berevolusi dari nenek
moyang Australia sekitar 4 juta tahun yang lampau, dan meluas
penyebarannya sampai sejauh Timor.
Ketika tahun 1910 armada kapal Belanda menemukan makhluk misterius yang diduga "Naga"
mendiami wilayah Kepulauan Sunda Lesser. Selanjutnya oleh Letnan Steyn
Van Hensbroek, seorang penjabat Administrasi Kolonial Belanda di kawasan
Flores temuan ini ditindaklanjuti. Pada tahun 1912, Peter A. Ouwens,
direktur Museum Zoologi di Bogor
mempublikasikan komodo kepada dunia lewat papernya. Dalam pemberitaannya, Ouwens memberi saran nama kadal raksasa " Varanus komodoensis" untuk komodo, sebagai pengganti julukan Komodo Dragon (Naga Komodo). Dipercaya sebagai hewan unik dan langka, pada tahun 1915 pemerintah Belanda akhirnya menetapkan Pulau Komodo sebagai wilayah konservasi.
mempublikasikan komodo kepada dunia lewat papernya. Dalam pemberitaannya, Ouwens memberi saran nama kadal raksasa " Varanus komodoensis" untuk komodo, sebagai pengganti julukan Komodo Dragon (Naga Komodo). Dipercaya sebagai hewan unik dan langka, pada tahun 1915 pemerintah Belanda akhirnya menetapkan Pulau Komodo sebagai wilayah konservasi.
Habitat, Konservasi, dan Ekowisata
Hidup di padang savana yang gersang nan tandus, komodo membentuk
negerinya sendiri di Taman Nasional Komodo, dan tersebar di Pulau Komodo
(1700 ekor), Pulau Rinca (1300 ekor), Pulau Gili Montang (100 ekor),
serta Gili Dasami (100 ekor). Hewan titisan era jurasic yang menyukai
tempat panas ini akan menjaga panas tubuhnya di malam hari dengan
membuat sarang dalam lubang sedalam 1-3 meter.
Lihat juga :
- RIP - Marco Simoncelli 23/10/2011
- Tron Legacy Wallpaper
saya saya juga pendukung komodo
BalasHapus